[REVIEW BUKU] When Love is Not Enough - Ika Vihara by LIZANDIRA
Judul buku : When Love Is Not Enough
Penulis : Ika
Vihara
Penerbit : Elex Media Komputindo
Genre : Romance
Terbit : 2017
Tebal : 271 halaman
ISBN : 978-602-02-9768-2
Apakah
kalian mempunyai sahabat yang berlawanan jenis? Apakah kalian pernah jatuh
cinta kepada sahabat sendiri? Ya, novel ini menceritakan tentang itu semua. Dua
orang yang sudah menjalin persahabatan sedari kecil, kini telah menjadi
pasangan yang sangat lucu. Namun, semua tidak selalu berjalan dengan mulus. Ada
banyak lika-liku yang dilalui Lily dan suaminya, Linus.
“Getting married is awesome, but
being married is different.”
Itulah
kutipan yang mewakili kisah seorang Lily. Kehangatan antara dua orang dapat
berubah kapan saja. Saat itu, Linus belum mau memiliki seorang anak. Ada banyak
pertimbangan yang membuatnya keberatan. Awalnya Lily mengerti, dia mencoba
memahami maksud dari suaminya. Akan tetapi, menunggu suaminya selesai
melanjutkan kuliah adalah waktu yang lumayan lama. Bukankah keinginan seorang
wanita yang sudah menikah adalah memiliki seorang anak? Maka dari sinilah
masalah terjadi.
Cara
penulis membuat konflik antara dua orang tersebut terasa manis. Tentang Linus
yang menyesali kesalahannya, dan tentang Lily yang membutuhkan pembuktian bahwa
Linus benar-benar menyesal. Istilah tarik-ulur pun terjadi di dalamnya—walau
tidak disengaja.
“Hidup ini kadang tidak seperti yang kita
harapkan dan kita rencanakan. Siapa yang bisa memastikan kalau kamu rajin
belajar, maka kamu akan selalu dapat nilai bagus? Dalam hidup juga. Siapa yang
bisa memastikan bahwa kita akan selalu bahagia? Suatu waktu akan ada yang
membuat kita sedih dan kecewa. Siapa yang bisa memastikan bahwa kita tidak akan
pernah patah hati? Papa merencanakan menikah dengan seorang gadis di Denmark,
tapi tidak jadi karena dia memilih orang lain.
Siapa yang bisa menjamin bahwa kita
akan selalu bisa mengambil keputusan yang akurat? Papa pernah bangkrut karena
ditipu orang. Kita selalu menginginkan hidup yang sempurna atau kebahagiaan
abadi selamanya. Tapi melupakan sebuah kenyataan bahwa tidak ada yang sempurna
dan tidak ada yang abadi.”—hlm
194-195
Merupakan
kalimat cantik yang sangat memotivasi. Di sini posisinya Lily sedang takut-takutnya
karena Linus mendapat musibah. Ya, Lily menyadari bahwa selama ini memang
seharusnya mereka mencoba memperbaiki hubungan yang telah rusak selama setahun
ke belakang. Selain itu, saya menyukai alur campuran yang dipakai penulis. Kadang
masa di mana Lily dan Linus masih dekat-dekatnya. Lalu setelah itu disajikan
kembali keadaan hubungan mereka yang sudah merenggang.
Di
sini saya menyukai tokoh Linus. Saya tahu dia berbuat salah, bahkan kesalahan
yang cukup besar. Namun, caranya memperjuangkan Lily kembali sangat membuat
saya tersentuh.
If people don’t get a second
chance, how will they prove that they learned their lesson?
Ini
juga saya sukai. Setiap perpindahan bab,
penulis memberikan kutipan indah sebagai judulnya. Dan juga, kali
ini syukurnya saya tidak digantung ending
lagi. Saya senang dengan akhir dari cerita Lily dan Linus. Banyak sentuhan
halus yang menggelitik perasaan saya saat membaca cerita ini.
Untuk
rekomendasi usia yang bisa membaca buku ini, sepertinya lebih cocok untuk
ibu-ibu muda atau bapak-bapak yang baru saja memasuki dunia rumah tangga. Ya walaupun
saya sendiri baru lulus sekolah, tetapi ini hanya sekadar perkiraan saja. Mungkin
sekian untuk review kali ini. Terima kasih.
R A T E : 7,5 dari 10
Comments
Post a Comment