[REVIEW BUKU] Sing Me Home - Emma Grace by Lizandira


Lagi bingung nih mau baca novel Emma Grace apa nggak? Ini review-nya dari saya!

 
Judul buku : Sing Me Home 

Penulis : Emma Grace

Genre : Romance

Kategori : Young Adult

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tahun terbit : Desember 2016

ISBN : 978-602-03-3571-1

Tebal buku : 273 halaman



 
cover buku Sing Me Home


 

Sing Me Home adalah sebuah novel yang dikarang oleh Emma Grace. Novel ini sebenarnya tidak sengaja saya temukan di Ipusnas. Dan saya mengakui, bahwa ini kali pertama saya membaca bukunya Emma Grace. Ngomong-ngomong, saya jadi ketahuan, ya, membaca buku ini melalui aplikasi tersebut. Haha tak apa, kadang jujur memang lebih baik.

 

“Tahukah kamu, ketika dua orang harus berteriak untuk menyelesaikan persoalan, itu bukan karena mereka tak saling mendengarkan, tapi karena hati mereka terlalu jauh sehingga teriakan diperlukan untuk menjembatani jaraknya.”—POP hlm 201.

 

Itu salah satu kutipan yang saya sukai. Novel ini memberikan kesan tersendiri kepada saya. Saat membaca halaman awal, saya pikir, “Ah, jadi ini seputar anak SMA, ya.” Tapi ternyata bukan hanya itu. Di dalamnya membahas tentang mimpi yang hampir saja direnggut kenyataan. 

Kepada dua sosok yang saling menyayangi, tetapi belum bisa bersama, saya sangat menyayangkan itu. Rasanya mengesalkan, keputusan egois yang dibuat Hugo sempat membuat saya kesal. Namun, saya sadar tidak sepenuhnya keputusan itu salah. Hugo hanya ingin memberikan kenangan manis kepada Corrine, tapi itu justru melukai perasaan Gwen. Dan lagi-lagi saya sangat menyayangkan sesuatu. Bagi saya Gwen adalah sosok yang egois juga. Ia menjadikan orang lain pelampiasan agar bisa lupa sejenak dengan perasaannya pada masa lalu, dan itu sangat tidak mengenakkan. Saya tidak suka dengan perlakuan Gwen kepada Jared, kesannya Jared seperti tidak ada artinya. Tapi di sinilah keberhasilan penulis, penulis berhasil membuat pembacanya merasa marah dan kesal atas perbuatan tokoh-tokohnya.

Selain tentang masalah percintaan yang rumit, saya lagi-lagi dikejutkan dengan puncak permasalahannya. Kenangan pahit Ma tidak bisa saya tebak, dan itu di luar dugaan saya. Maka, bagi saya novel ini hanya awalnya saja terlihat sederhana, setelah dilanjutkan nyatanya tidak demikian. Beban yang sempat ditanggung Gwen sangatlah berat, kekalutannya membuat saya ikut merasakan.

Alur campurannya tidak terlalu berat, sehingga mudah untuk kita resapi dan tangkap. Namun, saya sedikit sebal dengan ending-nya. Rasanya seperti digantung. Saya pikir akan ada sedikit kelanjutan tentang Hugo dan Gwen, tetapi ternyata tidak. Tapi tak apa, barangkali itu memang niat penulis untuk membuat penasaran pembacanya. Oh iya, tentang tokoh yang digemari, sepertinya saya menyukai Hanna. Dia tidak terlalu menonjol, tetapi perannya sangat memengaruhi tokoh utama. By the way, saya ingin berbagi satu kutipan lagi. Satu kutipan yang membuat saya menyukai tokoh ini.


“… kamu tak punya pilihan lain. Pilihannya adalah merelakannya dan merana, atau memikirkannya dan tetap merana. Di antara kita saja, aku jelas pilih yang pertama. Jika sama-sama harus merana, sekalian saja lepaskan dia.”—Hanna hlm 222.



Saya menyukai novel ini, dan setelah membacanya saya mendapat kesimpulan bahwa novel ini cocok untuk remaja SMA—ataupun yang baru saja lulus dari masa SMA-nya. Selain itu, karena novel ini tidak terlalu berat, sepertinya tidak apa-apa dibaca saat pikiran tidak jernih. Dan juga, jika lagi bosan alias boring, saya sarankan baca saja novel ini. Bisa mengembalikan mood, kok. Tapi di aku, sih, nggak tahu kalian hehe.



RATE : 3,8 dari 5

#NgereadKuy

#KMC9



















Comments

Popular posts from this blog

[REVIEW BUKU] Norwegian Wood - Haruki Murakami by Lizandira

[REVIEW BUKU] PULANG - Leila S. Chudori by Lizandira

[REVIEW BUKU] Aroma Karsa - Dee Lestari by Lizandira